NPM : 1A512082
Kelas : 3PA06
I. Pengertian Psikologi Lintas Budaya
Psikologi lintas
budaya
adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis,
dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara
ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta
mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
Pengertian Psikologi Lintas Budaya
menurut para ahli :
1. Matsumoto,
(2004) : Dalam arti luas, psikologi lintas
budaya terkait dengan pemahaman atas apakah kebenaran dan prinsip-prinsip
psikologis bersifat universal (berlaku bagi semua orang di semua budaya)
ataukah khas budaya (culture spscific, berlaku bagi orang-orang tertentu di
budaya-budaya tertentu)
2. Seggal,
Dasen, dan Poortinga (1990)
: psikologi lintas budaya adalah
kajian ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus
memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk, dan dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
3. Triandis,
Malpass, dan Davidson (1972)
: psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber
dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang
ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori
psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi
universal.
4. Brislin,
Lonner, dan Thorndike, (1973)
: menyatakan bahwa psikologi lintas
budaya ialah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang
telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan
perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan.
II. Tujuan Psikologi Lintas Budaya
Tujuan dari kajian psikologi
Lintas Budaya adalah mencari persamaan dan perbedaan dalam fungsi-fungsi
individu secara psikologis, dalaam berbagai budaya dan kelompok etnik.
Selain itu, untuk melihat manusia dan perilakunya dengan kebudayaan yang beragam
dengan kebudayaan yang ada disekitar kita, untuk melihat kedua perilaku universal
dan perilaku yang unik agar dapat mengidentifikasi cara di mana budaya dampak
perilaku kita, kehidupan keluarga, pendidikan, pengalaman sosial dan daerah
lainnya.
III. Hubungan dengan disiplin ilmu yang lain
Hubungan
lintas budaya dengan ilmu yang lain :
- Hubungan lintas budaya dengan ilmu antropologi dalam definisi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Hanya sebagian kecil dimensi manusia yang tidak dicakup dalam konsep budaya, yakni yang terkait dengan insting serta naluri. Contoh : sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan.
- Hubungan lintas budaya dengan ilmu sosial, kebijaksanaan diterima masyarakat berbasis pertanian tradisional memiliki budaya kolektifitas modern. Contoh : masyarakat informasi.
- Hubungan lintas budaya dengan ilmu psikologi klinis, psikologi klinis telah menerapkan prinsip – prinsip psikologi lintas budaya. Contoh : dalam hal psikoterapi dan konseling.
- Hubungan lintas budaya dengan ilmu sosiologi, kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Contoh : kebudayaan hindu budha adanya kontak dagang antara indonesia dengan india maka mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kebudayaan sendiri.
- Hubungan lintas budaya dengan ilmu politik Dalam teori politik, sistem politik itu terbangun dari berbagai sub sistem politik yang ada serta dipengaruhi oleh sistem -sistem yang lain termasuk sistem budaya. Sementara itu , Budaya politik sering dimaknai sebagai segala pemahaman dan perilaku individu maupun masyarakat tentang kehidupan politik yang terjadi di suatu negara atau di suatu tatanan sistem politik. Dengan demikian budaya budaya politik itu secara garis besar berhubungan dengan sikap dan perilaku politik seseorang atau masyarakat dalam sebuah sistem politik. Maka untuk selanjutnya budaya poltik akan mempengaruhi perjalanan sebuah sistem politik. Pada umumnya para ilmuwan politik membagi budaya politik menjadi 3 bagian atau 3 tahapan yaitu budaya politik “kognitif, afektif dan evaluatif ” ada juga yang menyebutnya budaya “kaula , parokial dan partisipan”. Karakter dari masing-masing tahapan itu jelas berbeda. Keperbedaan itu tentu saja berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem politik yang ada. Menurut David E. Easton Bahwa sistem politik itu terbagi menjadi : input, proses , output dan feed back ” . bagian – bagian ini dalam pelaksanaannya nanti pasti dan selalu akan dipengaruhi oleh budaya politik dari masyarakat politik yang ada di sebuah sistem politik.
Sementara psikologi
lintas-budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Sebagai contoh, banyak
masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak ditangani oleh antropolog, yang
memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk topik-topik
seperti kekerabatan, distribusi tanah, dan ritual. Ketika antropolog melakukan
berkonsentrasi pada bidang psikologi, mereka fokus pada kegiatan dimana data
dapat dikumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti usia anak-anak di sapih atau
praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh yang signifikan data
antropologi pada banyak pertanyaan yang lebih abstrak sering ditangani oleh
psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.
2. Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Indigenious
Indigenous psychology dapat juga didefinisikan
sebagai pandangan psikologi yang asli pribumi dan memiliki pemahaman mendasar
pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan dengan konteks kebudayaan
setempat. Definisi ini, menurut Prof. Kusdwiratri Setiono, ada empat hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
Pertama, pengetahuan psikologi tidak
dipaksakan dari luar, melainkan dimunculkan dari tradisi budaya setempat; keduapsikologi
yang sesungguhnya bukan berupa tingkah laku artifisial (buatan) yang diciptakan
(hasil studi eksperimental), melainkan berupa tingkah laku keseharian; ketiga,
tingkah laku dipahami dan diinterpretasi tidak dalam kerangka teori yang
diimport, melainkan dalam kerangka pemahaman budaya setempat; keempat,
psikologi indegenus mencakup pengetahuan psikologi yang relevan dan didesain
untuk orang-orang setempat. Dengan kata lain, psikologi indigenus mencerminkan
realitas sosial dari masyarakat setempat. Psikologi indigenus menurut Prof.
Kusdwiratri Setiono, juga merupakan psikologi yang appropriate (cocok;
tepat; pantas) untuk setiap budaya yang ada di negara manapun.
Prof. Sarlito Sarwono, guru besar
Psikologi UI, juga menjelaskan bahwa keberadaan Psikologi di Indonesia saat ini
memang sedang menghadapi beberapa permasalahan, antara lain apa yang sudah
berhasil diterapkan di Barat tidak selalu dapat diterapkan di Indonesia. Hal
ini bisa terjadi karena adanya perbedaan etnik dan kondisi masyarakat Negara
kita, misalnya masyarakat desa dan kota. Sehingga, apa yang sudah berhasil
diterapkan di satu etnik belum tentu sesuai untuk etnik lain.
Pada kenyataanya memang demikian.
Selama ini, ilmu psikologi yang telah kita pelajari, masih difahami
sebagai western psychology dengan mengasumsikan perilaku dan
tingkahlaku manusia sebagai sesuatu yang universal. Padahal menurut Uichol Kim,
seorang psikolog asal Korea, teori psikologi barat hanya memadai untuk memahami
fenomena kejiwaan masyarakat barat saja sesuai dengan kultur sekuler dimana
ilmu itu lahir.
Adanya indigenous
psychology sebagai understanding people in context merupakan
suatu terobosan baru dalam dunia psikologi karena mampu memahami manusia
berdasarkan konteks kultural/budaya setempat. Hal ini juga sebagai bukti bahwa
setiap perilaku manusia itu akan selalu dan pasti dipengaruhi oleh sistem nilai
masyarakat setempat.
3. Psikologi Budaya dengan Psikologi Lintas Budaya
Psikologi Budaya adalah studi
tentang cara tradisi budaya dan praktek sosial meregulasikan, mengekspresikan,
mentransformasikan dan mengubah psike manusia. Persamaan Psikologi lintas
budaya dan Psikologi budaya adalah sama-sama melihat persamaan bagaimana budaya
dapat mentransformasikan dan mengubah psike seseorang.
Referensi :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya
2. http://tiwipratiwi07.wordpress.com/2012/01/12/psikologi-lintas-budaya/
3. http://mhikkyu.blogspot.com/2011/10/psikologi-lintas-budaya.html
4. http://oliviakang21.wordpress.com/2012/10/08/pengertian-dan-tujuan-psikologi-lintas-budaya/
5. http://jebhy.blogspot.com/2008/11/psikologi-lintas-budaya.html
5. http://jebhy.blogspot.com/2008/11/psikologi-lintas-budaya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar